Pers IMaKo Prodi IK STPMD “APMD” Gelar Pelatihan Jurnalistik Dasar

jurnalistikdasarYogyakarta–  Divisi Pers Ikatan Mahasiswa Komunikasi (IMaKo) dari Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa (STPMD “APMD”) Yogyakarta, pada (11/11/2016) menggelar Pelatihan Jurnalistik Dasar.

Kegiatan yang juga merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Anniversary IMaKo ke-28 ini, digelar di Ruang M. Soetopo STPMD “APMD” dengan pemantik materi, Y.B. Margantoro (Redaktur Senior Harian Bernas Yogyakarta) dan Tri Agus Susanto (Dosen Ilmu Komunikasi STPMD “APMD”).

Tema yang diusung dalam kegiatan yang berlangsung pada pukul (08.30-11.00 WIB) ini adalah “Membangun Kreativitas Mahasiswa dalam Dunia Jurnalistik”. Pak Margantoro mengawali materinya dengan menjelaskan secara gamblang satu persatu beberapa kata yang dirangkai dan diangkat menjadi tema kegiatan tersebut.

Menurutnya, kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta, mengevolusi, sesuatu yang tak lazim dan baru. “Jika mahasiswa tidak memiliki daya kreativitas, maka mahasiswa tersebut akan kalah dalam persaingan,” katanya.

Sedangkan untuk jurnalistik, dia menjelaskan, terdiri dari tiga arti, yaitu: Jurnal, Jurnalis dan jurnalistik. “Jurnal adalah buku harian yang digunakan untuk mencatat setiap aktivitas. Kemudian jurnalis atau wartawan adalah orang yang kerjanya mencari, mengolah, dan menginformasikan suatu kejadian atau peristiwa ke publik melalui media tertentu. Kemudian daripada itu, lanjutnya, jurnalistik adalah ilmu tentang kewartawanan. Biasanya jenjang pendidikan untuk jurnalistik adalah sampai S-3,” bebernya.

Direktur Lembaga Pelatihan Jurnalistik Bernas (LPJB), juga dosen tidak tetap pada beberapa PTS di Yogyakarta ini mengatakan, selain guru, jurnalistik juga adalah pintu masuk untuk kemudian menjadi pribadi yang mumpuni dan tenar.

“Misalnya adalah Adam Malik, Ir. Suekarno, Dr. K. H. Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, dan bahkan mantan presiden RI dua periode, Jenderal TNI Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono pun dulu semasa menjadi mahasiswa pernah menyelami dunia jurnalistik melalui Lembaga Pers dikampusnya,” katanya.

Selain itu, pemantik materi kedua, Tri Agus Susanto, ketika mengawali penyampaian materi menceritakan pengalaman dirinya mulai jatuh cinta dengan aktivitas jurnalistik. Diakuinya, dia mulai menyenangi aktivitas jurnalistik ketika baru masuk ke jenjang perkuliahan. “Saya sangat tertarik dengan aktivitas jurnalistik. Saking ketertarikan saya terhadap aktivitas ini, semasa di bangku perkuliahan, beberapa nilai saya pada mata kuliah lain pernah jatuh akibat saya biasanya lebih fokus ke ranah jurnalistik. Saya juga pernah diikutkan di beberapa lomba terkait jurnalistik dari pihak kampus saya,” bebernya.

Dalam pemaparan materi, Pak TASS (panggilan akrab), yang belakangan ini lebih sering menyumbangkan tulisannya di www.indexberita.com ini menjelaskan secara satu persatu tentang nilai atau kelayakan suatu berita, yang meliputi: (1) Significance (penting); (2) Magnitude (besar); (3) Timeliness (waktu); (4) Proximity (kedekatan); (5) Promicence (tenar/name make news); (6) Human Interest (manusiawi); (7) Keanehan; dan (8) Kelanjutan;.

“Contoh dari berita kelanjutan adalah misalnya seperti: Kasus Korupsi Nazaruddin beberapa saat lalu, Kasus Jessica, dan Kasus Ahok yang kemungkinan dalam minggu ini bakal diperkarakan dan pemberitaannya akan berseliweran di hampir semua madia,” urainya.

Kemudian untuk aspek kedekatan, lanjut pak TASS, terdiri dari dua macam yaitu: kedekatan geografis dan kedekatan psikologis. “Contoh dari kedekatan psikologis adalah misalnya: Jika di hari yang sama terjadi ketabrakan yaitu di jalan Ringroad Utara, Yogyakarta terjadi ketabrakan yang menewaskan 7 korban jiwa, dan di Afrika terjadi ketabrakan juga dengan motif yang sama dan menewaskan 17 korban jiwa, maka yang pasti diberitakan oleh Koran harian bernas jogja (misalnya) adalah yang terjadi di Yogyakarta,” jelas pak TAAS, yang juga sedikit humoris.

Selain itu, dijelaskan berupa contoh-contohnya juga tentang apa itu hard news dan soft news, wawancara tidak terencana dan terencana, dan lain-lain. Para mahasiswa, yang bukan saja dari STPMD “APMD”, tapi juga berasal dari beberapa kampus luar, yakni: dari Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Ahmad Dahlan (UAD), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta juga diberi waktu untuk bertanya. Antusias dari para mahasiswa terlihat ketika itu.

Di akhir kegiatan, Ade Chandra, M.Si, selaku Ketua Prodi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” mengapresiasi antusias dari para peserta kegiatan. Diharapkannya untuk ke depan, para mahasiswa lebih turut terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan seperti ini. Kegiatan ditutup dengan pemberian beberapa cendera mata kepada kedua pemateri. (Herman E. Degei, Anggota Divisi Pers, IMaKo, STPMD “APMD” Yogyakarta)